Mengenal bias aksi (Action Bias) : Kecenderungan Bertindak Tanpa Pertimbangan yang penting action

Mengenal bias aksi (Action Bias) : Kecenderungan Bertindak Tanpa Pertimbangan yang penting action

Dalam dunia psikologi dan ekonomi perilaku, bias aksi atau action bias merujuk pada kecenderungan individu untuk bertindak atau mengambil tindakan, meskipun terkadang lebih bijaksana untuk tidak melakukannya. 

Bias ini adalah fenomena psikologis yang sangat umum dalam kehidupan sehari-hari, dan sering kali dapat memengaruhi keputusan kita, baik dalam bisnis, olahraga, maupun kehidupan pribadi.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bias aksi, mengapa hal ini terjadi, serta bagaimana dampaknya terhadap pengambilan keputusan kita. 

Selain itu, akan dibahas juga langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengatasi bias ini agar kita dapat membuat keputusan yang lebih rasional dan efektif.

Bias aksi adalah kecenderungan untuk mengambil langkah atau bertindak dalam sebuah situasi, meskipun tindakan tersebut tidak selalu memberikan hasil yang lebih baik. 
Pada dasarnya, bias aksi mendorong kita untuk bertindak hanya demi merasa bahwa kita melakukan sesuatu, bahkan jika itu tidak selalu diperlukan.

Sebagai contoh, dalam dunia investasi, seorang investor mungkin merasa perlu membeli saham meskipun tidak ada alasan yang kuat berdasarkan analisis pasar. Sebaliknya, dalam beberapa kasus, lebih baik menunggu dan membiarkan situasi berkembang tanpa intervensi.
Fenomena bias aksi pertama kali dikaji secara lebih mendalam oleh Patt dan Zeckhauser pada tahun 2000. Mereka mengidentifikasi bahwa bias aksi terjadi sebagai jalan pintas dalam pengambilan keputusan, meskipun terkadang jalan pintas ini justru mengarah pada keputusan yang buruk.


Mereka adalah orang-orang pertama yang menyatakan bahwa kecenderungan kita untuk mengambil tindakan adalah suatu jalan pintas yang sayangnya dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk dalam berbagai keadaan.

Menurut mereka, ada beberapa alasan mengapa bias aksi ini bisa muncul, antara lain:

1. Kebutuhan untuk Beraksi (Need to Act)  

Salah satu faktor utama yang mendorong bias aksi adalah rasa kebutuhan untuk bertindak. Ketika seseorang merasa berada dalam situasi yang penuh ketidakpastian atau stres, mereka cenderung merasa harus melakukan sesuatu untuk mengurangi rasa tidak nyaman tersebut. Meskipun tindakan yang diambil tidak selalu rasional, dorongan untuk bertindak cenderung lebih kuat.

2. Tuntutan Lingkungan Sosial 

Sering kali, lingkungan sosial atau budaya yang ada menganggap bertindak lebih positif daripada tidak bertindak. Dalam banyak kasus, orang-orang di sekitar kita—baik di tempat kerja, dalam keluarga, atau bahkan teman-teman—mungkin memberi tekanan atau ekspektasi bahwa kita harus selalu mengambil tindakan, bahkan jika tindakan tersebut tidak diperlukan atau tidak sesuai.

3. Ketakutan Akan Kesalahan (Fear of Mistakes)  

Ketakutan akan kesalahan atau kegagalan dapat menyebabkan seseorang lebih memilih untuk bertindak daripada tidak bertindak sama sekali. Meskipun tidak bertindak mungkin merupakan pilihan yang lebih rasional dalam beberapa situasi, banyak orang memilih untuk bertindak hanya untuk menghindari rasa bersalah atau penyesalan karena tidak melakukan apa-apa.

4. Pengaruh Grup (Group Influence)  

Bias aksi juga sering dipengaruhi oleh keputusan kolektif atau tekanan kelompok. Ketika berada dalam sebuah kelompok atau organisasi, seseorang mungkin merasa bahwa mereka perlu mengikuti keputusan mayoritas atau melakukan sesuatu untuk dianggap sebagai bagian dari kelompok. Ini bisa menyebabkan keputusan yang tidak berdasarkan pertimbangan matang, tetapi lebih pada dorongan untuk mengikuti arus

Implikasi dalam Pengambilan Keputusan

Beberapa implikasi utama dari bias aksi antara lain:

  • Kesalahan Pengambilan Keputusan (Decision-Making Errors)  : Bias aksi sering kali menyebabkan seseorang membuat keputusan yang buruk atau salah karena mereka bertindak tanpa melakukan evaluasi yang cukup. Tindakan yang terburu-buru atau impulsif sering kali mengarah pada kesalahan yang dapat merugikan dalam jangka panjang.
  • Risiko Finansial (Financial Risks)  : Dalam dunia investasi, bias aksi dapat memengaruhi keputusan seseorang untuk membeli atau menjual aset secara impulsif tanpa melakukan analisis yang mendalam. Ini dapat menyebabkan kerugian finansial yang tidak perlu. Sebagai contoh, investor yang terpengaruh bias aksi mungkin menjual saham saat pasar mengalami penurunan, padahal jika mereka bersabar dan menunggu, saham tersebut bisa kembali naik dalam jangka panjang.
  • Ketidakstabilan Emosional (Emotional Instability)  : Mengambil keputusan secara impulsif dapat menimbulkan ketidakstabilan emosional, karena seseorang mungkin merasa cemas atau stres setelah bertindak tanpa pertimbangan yang matang. Keputusan yang diambil terburu-buru sering kali meninggalkan rasa penyesalan dan ketidakpuasan.
  • Kurangnya Pembelajaran dan Pertumbuhan (Lack of Learning and Growth)  :  Ketika seseorang tidak berhenti untuk merenung atau mengevaluasi keputusan mereka, mereka akan terus terjebak dalam siklus yang sama dan tidak belajar dari pengalaman mereka. Akibatnya, mereka tidak berkembang secara pribadi maupun profesional. Misalnya, seorang pengusaha yang terus membuat keputusan bisnis tanpa melakukan analisis mendalam akan kesulitan untuk mengembangkan strategi yang lebih baik di masa depan.

Contoh Action Bias

  1. Dalam Bisnis:
    • Seorang pengusaha yang terus-menerus merasa perlu untuk memperkenalkan produk baru atau merombak strategi bisnisnya tanpa melakukan riset pasar yang mendalam. Keputusan seperti ini sering kali diambil karena dorongan untuk bertindak, meskipun perubahan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat.
  2. Bidang Olahraga:
    • Seorang pelatih yang terus mengganti formasi atau taktik dalam pertandingan meskipun strategi awal sudah berjalan dengan baik. Keputusan ini mungkin didorong oleh ketakutan akan kegagalan atau dorongan untuk berbuat sesuatu dalam situasi yang penuh tekanan.
  3. Bidang investasi:
    • Investor yang merasa perlu untuk melakukan transaksi saham secara terus-menerus, meskipun strategi buy and hold mungkin lebih sesuai dengan tujuannya. Bias aksi ini mendorong investor untuk terus membeli atau menjual tanpa evaluasi yang rasional terhadap kondisi pasar.
  1. Berpikir Rasional Sebelum Bertindak :
    • Sebelum mengambil keputusan, penting untuk mempertimbangkan dengan cermat semua opsi yang ada. Jangan terburu-buru untuk bertindak tanpa mempertimbangkan pro dan kontra dari setiap pilihan.
  2. Buat Rencana yang Terukur dan Realistis :
    • Memiliki rencana yang jelas dan terukur akan membantu Anda tetap fokus pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan melakukan analisis, Anda akan lebih siap untuk mengambil langkah yang rasional.
  3. Berlatih Kesabaran:
    • Belajarlah untuk bersabar dan menghindari keputusan impulsif. Banyak keputusan memerlukan waktu untuk dipertimbangkan, dan kadang-kadang tidak melakukan apa-apa adalah pilihan terbaik.
  4. Berbicara dengan Orang Lain:
    • Diskusikan pilihan Anda dengan orang lain yang memiliki perspektif berbeda. Mendapatkan pendapat dari pihak lain dapat memberikan wawasan tambahan dan membantu Anda melihat gambaran yang lebih luas.
Bias aksi adalah fenomena psikologis yang dapat memengaruhi cara kita membuat keputusan, seringkali menyebabkan kita bertindak tanpa pertimbangan yang rasional. Meskipun bias ini bisa bermanfaat dalam situasi yang membutuhkan reaksi cepat, dalam banyak kasus, bias aksi dapat menyebabkan kesalahan, kerugian finansial, dan ketidakstabilan emosional. 

Dengan memahami penyebab bias ini dan mengimplementasikan langkah-langkah pengelolaan yang tepat, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih rasional dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama