Mengenal Survivorship Bias - Memahami Kegagalan di Balik Kesuksesan

Mengenal Survivorship Bias - Memahami Kegagalan di Balik Kesuksesan

Pernahkah kamu mendengar cerita sukses dari seorang tokoh terkenal seperti pengusaha sukses, selebriti, atau influencer media sosial yang hidupnya tampak sempurna dan kaya raya? Kisah mereka sering menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang berambisi untuk mencapai kesuksesan yang sama. 

Namun, apakah kita benar-benar memahami proses yang mereka jalani? Ataukah kita hanya terfokus pada "permukaan" dari kisah mereka tanpa melihat kenyataan yang lebih luas?

Fenomena ini dikenal dengan istilah Survivorship Bias, sebuah kecenderungan kognitif di mana kita hanya memperhatikan orang-orang yang berhasil, sementara mengabaikan fakta bahwa kegagalan jauh lebih banyak terjadi. 

Bias ini dapat mengarah pada pandangan yang sangat terbatas mengenai kesuksesan, sehingga kita sering kali melupakan bahwa jalan menuju kesuksesan tidak selalu mulus, dan banyak orang yang gagal meskipun telah mencoba keras.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang Survivorship Bias, mengapa bias ini bisa menyesatkan, serta bagaimana cara untuk menghindarinya agar kita bisa membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam hidup.

Apa itu Survivorship Bias?

Survivorship Bias atau bias bertahan hidup adalah kecenderungan mental untuk hanya fokus pada mereka yang berhasil (atau bertahan), sementara mengabaikan mereka yang gagal atau tidak terlihat. 

Bias ini terjadi karena kita sering hanya melihat kisah sukses yang "selamat" dan mengabaikan fakta bahwa banyak orang lain yang mencoba hal yang sama namun gagal. Ini bisa sangat menyesatkan karena kita cenderung mengabaikan informasi yang hilang (yaitu kegagalan) yang justru sangat penting untuk dipertimbangkan.

Sebagai contoh, kita sering melihat orang-orang sukses yang memulai bisnis dari nol dan akhirnya menjadi kaya raya. Namun, kita sering lupa bahwa untuk setiap pengusaha sukses, ada banyak orang lainnya yang memulai bisnis yang sama namun berakhir dengan kebangkrutan atau kegagalan. 

Fenomena ini membuat kita hanya melihat bagian kecil dari gambaran besar dan memberi kesan bahwa jalan menuju kesuksesan itu lebih mudah dari kenyataannya.

Mengapa Survivorship Bias Bisa Menyesatkan?

thedecisionlab.com

Bias ini sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi cara kita menilai kesuksesan dan kegagalan. Banyak orang yang terjebak dalam pola pikir bahwa "kalau mereka bisa, saya juga bisa," tanpa menyadari bahwa mereka mungkin tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang mendasari kesuksesan tersebut. 


Misalnya, kita sering melihat pengusaha sukses seperti Bill Gates, Steve Jobs, atau Elon Musk dan berpikir bahwa kesuksesan mereka dapat dicapai dengan cara yang sama. Namun, kita sering lupa bahwa kesuksesan mereka bukan hanya didasarkan pada ide brilian, tetapi juga keberanian untuk mengambil risiko, dukungan finansial, dan kadang-kadang, keberuntungan.

Selain itu, Survivorship Bias juga membuat kita terlalu terfokus pada individu yang berhasil tanpa mempertimbangkan kegagalan yang terjadi. Ini bisa mengarah pada pengambilan keputusan yang salah, seperti berinvestasi dalam bisnis atau usaha dengan asumsi bahwa semua orang yang mencoba akan berhasil, padahal kenyataannya banyak yang gagal sebelum mencapai kesuksesan.

Contoh Kasus Survivorship Bias

1 Review buku

Banyak orang yang membeli buku berdasarkan review positif yang mereka baca, tanpa menyadari bahwa hanya sebagian kecil dari buku yang mendapat ulasan bagus. 

Nassim Nicholas Taleb dalam bukunya Fooled By Randomness mengungkapkan bahwa membeli buku hanya berdasarkan review terbaik adalah contoh dari Survivorship Bias. Sang Pembeli terpengaruh dengan review sisi terbaik sebuah buku.

2 Media informasi

Di dunia media, kita sering hanya melihat kisah sukses dari pengusaha yang berhasil membangun kerajaan bisnis atau selebriti yang menembus dunia internasional. Cerita-cerita tentang kegagalan, seperti pengusaha yang bangkrut atau aktor yang gagal audisi, jarang mendapat perhatian. 

Ini terjadi karena media lebih tertarik untuk menampilkan kisah yang menginspirasi dan memotivasi banyak orang. Akibatnya, kita sering terjebak dalam pandangan yang keliru bahwa kesuksesan itu dapat dicapai dengan mengikuti jalur yang sama seperti orang-orang sukses tersebut.

Meski sangat menarik, Taleb menekankan potensi adanya kesalahpahaman pada perspektif penonton terhadap kesuksesan. Lantaran, jenis - jenis cerita hidup ini dapat membuat penonton merasa wajib mengikuti jejak yang persis sama agar bisa merasa sukses.

3 Pesawat Perang Dunia II

Salah satu cerita terkenal yang menggambarkan Survivorship Bias adalah kisah ahli statistik Abraham Wald selama Perang Dunia II. Ketika pasukan sekutu ingin memperbaiki armada pesawat mereka, mereka meminta Wald untuk menganalisis pesawat yang kembali dari misi tempur untuk mengetahui bagian mana yang perlu dilindungi lebih kuat. 
medium.com

Abraham Wald melihat bahwa bagian-bagian seperti sayap dan ekor pesawat yang kembali memiliki banyak kerusakan, sementara bagian kokpit dan mesin relatif utuh. Namun, Wald menyadari bahwa pesawat yang kembali hanya sebagian kecil dari keseluruhan pesawat yang terbang. 

Dia menyimpulkan bahwa pesawat yang mengalami kerusakan pada kokpit dan mesin kemungkinan besar tidak akan pernah kembali, sehingga area tersebut justru perlu dilindungi lebih banyak. Ini adalah contoh klasik bagaimana Survivorship Bias bisa menyebabkan kesalahan analisis yang fatal.

Setelah menelusuri penelitiannya, Wald mengatur ulang strategi untuk memusatkan perlindungan pada area kokpit dan mesin pesawat yang selamat. Meski mendapatkan serangan, dua sumber kekuatan utama pesawat akan tetap aman dan berjalan dengan baik. Cukup dengan memerhatikan seluruh aspek yang rusak maupun tidak rusak, penemuan Wald berhasil memenangkan perang tersebut.

Dampak Negatif Survivorship Bias

Survivorship Bias dapat menyebabkan kita memiliki pandangan yang tidak realistis tentang kesuksesan dan kegagalan. Ini sering kali mengarah pada kesalahan pengambilan keputusan, karena kita mengabaikan risiko dan tantangan yang mungkin terjadi dalam perjalanan menuju kesuksesan.

Selain itu, bias ini juga dapat menyebabkan kita merasa kecewa dan putus asa jika kita tidak langsung meraih sukses seperti yang terlihat pada orang-orang yang kita idolakan.

Jika kita terus terfokus hanya pada yang berhasil, kita mungkin tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi kegagalan yang mungkin terjadi. Padahal, kegagalan adalah bagian alami dari proses belajar dan berkembang. 

Cara Mengatasi Survivorship Bias

1 Pahami kelemahan dan kekurangan diri

Langkah pertama untuk menghindari Survivorship Bias adalah dengan mengenali potensi dan kekurangan diri kita. Setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahan, dan penting untuk memahami kedua hal tersebut sebelum mengejar impian atau tujuan besar. 

Dengan mengenali diri sendiri, kita dapat merancang strategi yang lebih realistis dan menghindari perbandingan yang tidak adil dengan orang lain.

2 Pertimbangkan data secara menyeluruh

Jangan hanya melihat kesuksesan yang terlihat di permukaan. Pertimbangkan data secara menyeluruh, termasuk kegagalan dan tantangan yang dihadapi oleh orang-orang yang telah mencoba hal yang sama. Ini akan memberi kita gambaran yang lebih lengkap dan membantu membuat keputusan yang lebih bijaksana.

3 Perluas Lingkungan Pergaulan

Memiliki pergaulan yang luas dapat membantu kita mendapatkan wawasan yang lebih banyak. Berbicara dengan orang yang memiliki pengalaman dan perspektif berbeda bisa memberi kita pengetahuan yang lebih luas tentang dunia, serta memperlihatkan bahwa kesuksesan datang dalam berbagai bentuk dan cara. 

4. Belajar dari Kegagalan  

Salah satu cara terbaik untuk menghindari Survivorship Bias adalah dengan menerima bahwa kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan. Alih-alih hanya melihat orang sukses, cobalah untuk belajar dari mereka yang gagal dan coba pahami apa yang salah serta bagaimana mereka bangkit kembali.

Kesimpulan

Survivorship Bias adalah bias kognitif yang membuat kita hanya fokus pada kesuksesan dan mengabaikan kegagalan. Hal ini dapat menyesatkan kita dalam melihat perjalanan menuju kesuksesan dan menyebabkan kita merasa gagal ketika kenyataannya perjalanan itu memang penuh tantangan dan kegagalan. 

Oleh karena itu, penting untuk selalu mempertimbangkan gambaran yang lebih besar, termasuk kegagalan yang sering tersembunyi, agar kita bisa mengambil keputusan yang lebih bijaksana dan realistis.

Semoga artikel ini memberi kamu wawasan yang lebih mendalam tentang Survivorship Bias dan bagaimana cara menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber:

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama