Short Attention Span - Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Short Attention Span - Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Short attention span atau gangguan perhatian singkat adalah kondisi yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk mempertahankan fokus atau perhatian dalam waktu yang lama. Hal ini dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. 

Penderita short attention span cenderung mudah terdistraksi oleh lingkungan sekitar, yang membuat mereka sulit untuk menyelesaikan tugas atau aktivitas yang memerlukan perhatian intensif. Meskipun kondisi ini bisa muncul pada siapa saja, anak-anak lebih rentan mengalaminya.

Namun, jika tidak segera diatasi, short attention span dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk prestasi akademis, hubungan sosial, hingga kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui penyebab, ciri-ciri, serta cara mengatasi short attention span dengan pendekatan yang tepat.

Short attention span merupakan kondisi yang membuat anak atau orang dewasa sulit fokus dan mudah terdistraksi dengan lingkungan sekitarnya. Penyebabnya beragam, seperti depresi, cedera kepala, hingga autisme.

Dalam artikel kali ini saya akan membahas cara mengatasi short attention span, mari kita simak.

Apa itu short attention span?

Secara etimologis, "short" berarti pendek, "attention" berarti perhatian, dan "span" berarti jangka waktu. Jika digabungkan, short attention span mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk mempertahankan fokus atau perhatian dalam waktu yang lama. 

Foto by Pexels

Ini bisa terlihat dalam bentuk ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas, mudah teralihkan, atau kesulitan mengikuti percakapan atau instruksi yang memerlukan konsentrasi tinggi.

Kondisi ini umumnya lebih sering dialami oleh anak-anak, terutama yang memiliki gangguan seperti ADHDatau autisme. Namun, tidak menutup kemungkinan kondisi ini juga terjadi pada orang dewasa yang mengalami masalah psikologis atau fisik.

Penyebab short attention span

Short attention span dapat disebabkan oleh sejumlah faktor yang berkaitan dengan kondisi fisik dan psikologis. 

Beberapa penyebab utamanya meliputi:

1. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (ADHD)

Salah satu penyebab paling umum dari short attention span adalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Gangguan ini menyebabkan penderitanya kesulitan untuk fokus, mengendalikan impuls, dan mengatur waktu. 

Anak-anak dengan ADHD seringkali melamun, gelisah, cemas, dan mudah lupa, yang mengganggu konsentrasi mereka. Healthline menjelaskan bahwa ADHD dapat memengaruhi kualitas hidup anak, baik di sekolah maupun dalam interaksi sosial.

2. Depresi

Gangguan kesehatan mental seperti depresi juga dapat menyebabkan gangguan perhatian. Depresi sering mempengaruhi konsentrasi dan kemampuan seseorang untuk berpikir jernih. 

Penderitanya mungkin merasa tidak bersemangat atau kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya mereka nikmati, termasuk tugas-tugas yang memerlukan fokus.

3. Cedera Kepala

Cedera kepala, terutama yang mengakibatkan gegar otak atau kerusakan pada otak, dapat menyebabkan masalah serius dalam hal perhatian. 

Menurut Developmental Medicine & Child Neurology, cedera kepala dapat mengganggu sistem saraf pusat yang berfungsi untuk mengatur perhatian, memori, dan konsentrasi. Gejala lain dari cedera kepala termasuk sakit kepala, kebingungan, dan gangguan penglihatan.

4. Gangguan Belajar

Gangguan belajar seperti disleksiadiskalkulia, dan disgrafia dapat mengganggu kemampuan anak untuk fokus pada materi akademik. 

Anak-anak dengan gangguan belajar sering kali kesulitan dalam membaca, menulis, atau berhitung, yang mengarah pada frustrasi dan kesulitan untuk menyelesaikan tugas dengan benar. Mereka juga lebih mudah terganggu saat belajar.

5. Autisme

Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan individu untuk berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan fokus pada tugas. Anak-anak dengan autisme sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian pada aktivitas tertentu. 

Autism Speaks menjelaskan bahwa anak-anak dengan autisme memiliki cara yang berbeda dalam memproses informasi dan berinteraksi dengan dunia sekitarnya.

6. Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD)

Gangguan stres pascatrauma (PTSD) dapat menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan perhatian, terutama bagi anak-anak yang pernah mengalami peristiwa traumatis. PTSD mengganggu kemampuan otak untuk fokus karena individu yang mengalaminya sering teringat kembali pada kejadian traumatik yang pernah dialami. 

WebMD menyatakan bahwa PTSD dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis dan memperburuk masalah konsentrasi.

Ciri-ciri short attention span

Ada beberapa ciri yang bisa menunjukkan seseorang mengalami short attention span

Foto by Pexels

Berikut adalah beberapa gejala yang perlu diwaspadai:

  • Kesulitan untuk fokus saat mengerjakan tugas atau mengikuti percakapan.
  • Sering membuat kesalahan ceroboh karena tidak fokus.
  • Kesulitan membaca tulisan panjang atau mengikuti instruksi yang kompleks.
  • Terlihat tidak mendengarkan meskipun sedang diajak berbicara.
  • Berhenti mengerjakan tugas meskipun belum selesai atau belum ada penyelesaian.
  • Sulit mengatur waktu, sering terlambat atau lupa dengan janji yang telah dibuat.
  • Melupakan aktivitas atau janji yang telah direncanakan.

Dampak buruk dari short attention span

Jika tidak ditangani, short attention span dapat berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan, terutama bagi anak-anak yang sedang dalam masa perkembangan. Beberapa dampak buruknya antara lain:

  • Performa akademis yang buruk, karena anak kesulitan menyelesaikan tugas sekolah dan cenderung melupakan pelajaran yang telah diberikan.
  • Kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari, seperti mengikuti rutinitas yang teratur atau menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.
  • Ketinggalan informasi penting, karena ketidakmampuan untuk tetap fokus pada percakapan atau pembelajaran.
  • Gangguan komunikasi dalam hubungan sosial, terutama dalam berinteraksi dengan teman, keluarga, atau guru.
  • Kesehatan yang buruk, karena kesulitan menjaga kebiasaan sehat seperti makan tepat waktu atau tidur yang cukup.

Mengatasi short attention span

Mengatasi short attention span dapat dilakukan melalui pendekatan yang berbeda, tergantung pada penyebab yang mendasari kondisi tersebut. 


Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu seseorang dengan short attention span:

1. Mengunyah Permen Karet

Studi yang diterbitkan dalam BioMed Research International menunjukkan bahwa mengunyah permen karet dapat membantu meningkatkan fokus dan kewaspadaan. Meskipun efek ini bersifat sementara, mengunyah permen karet bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan konsentrasi dalam jangka pendek.

2. Minum Air Putih Secara Cukup

Dehidrasi dapat memengaruhi fungsi otak, sehingga penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Menurut WebMD, kekurangan cairan dapat mengganggu kemampuan otak untuk berpikir jernih dan fokus.

3. Olahraga Teratur

Berolahraga tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan fokus. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam HHS Public Access menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan perhatian, terutama pada anak-anak dengan ADHD. Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang dapat membantu meningkatkan konsentrasi.

4. Terapi Perilaku

Terapi perilaku adalah pendekatan yang efektif dalam membantu anak-anak mengidentifikasi dan mengubah perilaku yang menghambat konsentrasi mereka. Terapi ini sering digunakan untuk menangani ADHD dan telah terbukti efektif dalam meningkatkan perhatian pada anak-anak. National Institute of Mental Health menyatakan bahwa terapi perilaku dapat membantu mengurangi gejala ADHD pada anak-anak.

5. Meditasi

Meditasi merupakan cara yang ampuh untuk melatih otak agar tetap fokus. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Cognitive Enhan

cement menjelaskan bahwa meditasi dapat membantu meningkatkan fokus dan perhatian secara berkelanjutan jika dilakukan secara rutin.

Kesimpulan

Short attention span adalah kondisi yang dapat memengaruhi kehidupan seseorang, baik anak-anak maupun orang dewasa. Dengan memahami penyebab, ciri-ciri, dan dampaknya, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya. 

Pendekatan seperti terapi perilaku, olahraga, meditasi, dan menjaga hidrasi dapat membantu meningkatkan fokus dan perhatian seseorang secara signifikan.

Semoga artikel ini dapat membantu memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai short attention span dan cara efektif untuk mengatasinya.

Sumber :

Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan kamu

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

    Posting Komentar

    Lebih baru Lebih lama