Dalam dunia yang terus berkembang dengan cepat, menjadi ahli dalam suatu bidang menjadi semakin penting. Baik dalam seni, olahraga, bisnis, atau bidang lainnya, keunggulan adalah hal yang dicari oleh banyak orang.
Tapi bagaimana seseorang bisa mencapai tingkat keunggulan itu? Jawabannya terletak pada konsep yang dikenal sebagai Deliberate Practice, atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Latihan yang Disengaja.
Dalam artikel kali ini saya akan membahas Apa itu Deliberate Practice Kunci Keunggulan dalam Perkembangan Kemampuan mari kita simak.
Apa itu Deliberate Practice?
Deliberate Practice merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Swedia bernama K. Anders Ericsson.
Ia dan tim penelitinya menghabiskan puluhan tahun untuk memahami bagaimana orang-orang luar biasa seperti musisi terkenal, atlet olimpiade, dan ahli matematika mencapai tingkat keunggulan mereka.
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa kunci utama dari keunggulan tersebut bukanlah sekadar bakat alami, melainkan latihan yang disengaja, terarah, dan mendalam.
Deliberate Practice bukanlah sekadar rutinitas harian atau latihan sederhana. Ini adalah proses yang sangat disiplin, terfokus, dan dirancang secara khusus untuk menghadapi tantangan yang melebihi kemampuan saat ini.
Dalam Deliberate Practice, individu secara konsisten mengejar perbaikan, mengidentifikasi kelemahan mereka, dan melakukan latihan yang dirancang secara spesifik untuk mengatasi kelemahan tersebut.
Baca Juga :
- Kekuatan Tekat (Willpower)
- The Culture Code
- Apa Itu Brainstorming
- Konsep Mini Habits
5 Unsur-unsur Kunci dalam Deliberate Practice
1. Tujuan yang Jelas
Setiap sesi latihan Deliberate Practice memiliki tujuan yang jelas dan terukur. Tanpa tujuan yang jelas, latihan cenderung menjadi kurang efektif dan kurang terfokus.
Kita Juga perlu menetapkan target latihan yang realistis – ukuran-ukuran keberhasilan dari proses latihan kita. Tanpa target yang terukur dengan jelas, bisa jadi ribuan jam kita lewati tanpa peningkatan berarti.
“(Deliberate practice) Latihan yang disengaja melibatkan tujuan yang ditetapkan dengan baik, spesifik, dan sering kali melibatkan peningkatan beberapa aspek kinerja target; latihan ini tidak ditujukan pada perbaikan keseluruhan yang tidak jelas..” Anders Ericsson
2. Umpan Balik yang Mendalam
Proses ini membutuhkan umpan balik yang jujur dan mendalam. Ini bisa berasal dari seorang pelatih, mentor, atau bahkan dari diri sendiri melalui merekam dan meninjau kembali performa.
Pelatih yang memberikan umpan balik Sehingga kita dapat memperbaiki diri dari waktu ke waktu. Karena tanpa pelatih, kita akan gelap. Tidak dapat melihat sisi mana yang perlu ditingkatkan.
“…tidak peduli apa yang Anda coba lakukan, Anda memerlukan umpan balik untuk mengidentifikasi dengan tepat di mana dan bagaimana Anda gagal” Anders Ericsson
3. Konsentrasi Penuh
Ketika berlatih, individu harus sepenuhnya terfokus pada tugas yang ada. Distractions harus diminimalkan untuk mencapai tingkat fokus yang optimal.
Latihan dengan penuh kesadaran dalam rangka meningkatkan keahlian.
“Latihan yang disengaja adalah latihan yang disengaja, artinya latihan ini membutuhkan perhatian penuh dan tindakan sadar dari seseorang. Tidak cukup hanya mengikuti arahan guru atau pelatih. Siswa harus berkonsentrasi pada tujuan khusus untuk aktivitas latihannya sehingga penyesuaian dapat dilakukan untuk mengendalikan latihan..”Anders Ericsson
4. Menghadapi Tantangan
Deliberate Practice mengharuskan individu untuk menghadapi tantangan yang melebihi tingkat kenyamanan mereka. Ini memaksa otak dan tubuh untuk terus berkembang dan mendorong kita melampaui level kemampuan kita saat ini.
Dalam berlatih, jangan hanya mengulang-ulang apa yang nyaman bagi kita, tapi Kita perlu melatih hal-hal yang tidak nyaman / belum kita kuasai.
“Ini adalah kebenaran mendasar tentang segala jenis praktik: Jika Anda tidak pernah mendorong diri keluar dari zona nyaman, Anda tidak akan pernah berkembang.” Anders Ericsson
5. Repetisi yang Diperhitungkan
Latihan harus dilakukan secara repetitif, tetapi bukan sekadar mengulang hal yang sama berulang kali. Setiap repetisi harus melibatkan perbaikan yang disengaja.
Kita perlu mengulang-ulang dengan penuh kesadaran sambil membentuk konstruksi makna yang baru di dalam pikiran kita.
"Anda tidak membangun representasi mental dengan memikirkan sesuatu; Anda membangunnya dengan mencoba melakukan sesuatu, gagal, merevisi, dan mencoba lagi, berulang-ulang…”Anders Ericsson
Bagaimana Deliberate Practice Berbeda dari Latihan Biasa?
Salah satu perbedaan utama antara Deliberate Practice dan latihan biasa adalah fokus pada perbaikan. Saat berlatih secara biasa, orang cenderung mengulangi apa yang sudah mereka kuasai tanpa terlalu memperhatikan kelemahan atau kesalahan.
Di sisi lain, Deliberate Practice memusatkan perhatian pada aspek-aspek yang perlu diperbaiki, bahkan jika itu berarti mengorbankan kenyamanan sementara.
Penerapan Deliberate Practice dalam Berbagai Bidang
Deliberate Practice telah terbukti efektif dalam berbagai bidang. Dalam dunia olahraga, atlet seperti Michael Jordan dan Serena Williams menggunakan pendekatan ini untuk mencapai tingkat keunggulan mereka.
Dalam dunia musik, musisi seperti Mozart dan Beethoven menghabiskan berjam-jam berlatih setiap hari untuk mencapai tingkat keahlian yang mereka miliki. Bahkan dalam dunia bisnis dan teknologi, para pemimpin dan inovator terus mengasah keterampilan mereka melalui latihan yang disengaja.
Kesimpulan
Deliberate Practice bukanlah sekadar konsep yang menarik, tetapi merupakan kunci yang dapat membuka pintu ke tingkat keunggulan yang luar biasa.
Dengan komitmen, ketekunan, dan fokus yang tepat, siapa pun bisa menggunakan pendekatan ini untuk mencapai potensi maksimal mereka dalam berbagai bidang. Jadi, apakah Anda seorang atlet, seniman, atau profesional, ingatlah bahwa latihan yang disengaja adalah kunci untuk mencapai keunggulan sejati.
Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan anda.




