Di era serba cepat saat ini, banyak anak muda menghadapi tantangan besar berupa keinginan untuk mendapatkan segala sesuatu secara instan. Mulai dari ingin cepat kaya, terkenal dalam waktu singkat, hingga meraih hal-hal lain tanpa melewati proses yang panjang.
Pola pikir ini dikenal sebagai instant gratification dan semakin diperkuat oleh pengaruh media sosial.Media sosial seperti IG, tiktok, Youtube atau X sering kali menampilkan orang-orang yang mendadak viral tanpa usaha yang terlihat signifikan.
Misalnya, selebriti dadakan yang menjadi terkenal karena konten sederhana, kontroversial, atau bahkan sekadar berjoget. Fenomena ini menciptakan ilusi bahwa keberhasilan bisa diraih tanpa proses panjang, yang akhirnya mendorong anak muda mengadopsi pola pikir serba instan.
Namun, kebiasaan ini berisiko membuat anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang manja, kurang disiplin, dan sulit menghadapi tantangan di masa depan.
Solusi terbaik untuk mengatasi hal ini adalah dengan melatih kemampuan delayed gratification kemampuan menunda kepuasan sesaat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di kemudian hari.
Dalam Artikel kali ini saya akan membahas Mengenal Delayed Gratification dan Manfaatnya bagi tumbuh kembang Anak, mari kita simak.
Apa itu delayed gratification?
Delayed gratification adalah kemampuan untuk menahan diri dari godaan mendapatkan sesuatu secara instan demi mencapai hasil yang lebih besar atau lebih baik di masa mendatang.

Kemampuan ini mencerminkan kedewasaan emosional seseorang dan sangat penting untuk membangun karakter yang tangguh serta sukses dalam jangka panjang.
Mengapa Penting?
Anak-anak yang terbiasa dengan instant gratification cenderung kurang tahan banting dan mudah menyerah saat menghadapi hambatan. Sebaliknya, anak yang memiliki delayed gratification lebih mampu mengelola emosi, memprioritaskan tujuan, dan menyelesaikan tugas dengan lebih baik.
Kemampuan ini juga membantu mereka meraih keberhasilan yang lebih signifikan, baik di bidang akademis, sosial, maupun karier.
Penelitian Klasik tentang Delayed Gratification
Fenomena delayed gratification pertama kali diteliti secara mendalam oleh psikolog Walter Mischel pada tahun 1970-an melalui eksperimen terkenal yang dikenal sebagai Marshmallow Test.
Dalam eksperimen ini, anak-anak diberi pilihan antara memakan satu marshmallow segera atau menunggu 15 menit untuk mendapatkan dua marshmallow.
Hasilnya, anak-anak yang mampu menahan godaan dan memilih untuk menunggu menunjukkan keunggulan di masa depan, seperti:
- Prestasi akademis yang lebih tinggi.
- Kemampuan sosial yang lebih baik.
- Kontrol diri yang lebih baik.
- Resiliensi yang lebih kuat terhadap stres.
Penelitian ini menegaskan bahwa kemampuan menunda kepuasan memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap keberhasilan seseorang.
Dampak Media Sosial pada Pola Pikir Anak
Pengaruh media sosial dalam memperkuat pola pikir serba instan tidak bisa diabaikan. Anak-anak yang sering terpapar konten viral cenderung merasa bahwa keberhasilan dapat diraih tanpa usaha keras.
Fenomena seperti flexing kekayaan, selebriti dadakan, atau konten kontroversial membuat mereka kehilangan pemahaman tentang pentingnya proses dan usaha.
Ini menjadi tantangan besar bagi orang tua dan pendidik untuk mengarahkan anak-anak agar memiliki pola pikir yang lebih sehat. Salah satu cara terbaik adalah dengan mengajarkan dan melatih delayed gratification sejak dini.
Melatih delayed gratification pada anak
Melatih delayed gratification memerlukan pendekatan yang konsisten dan penuh kesabaran.

Berikut adalah strategi yang dapat diterapkan:
1 Ajarkan anak mengendalikan diri
Langkah pertama melatih delayed gratification pada anak, yaitu Anak perlu memahami bahwa tidak semua keinginan harus segera dipenuhi. Orang tua dapat memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh : alih-alih memberikan mainan kamu bisa Berikan pengertian padanya bahwa membeli banyak mainan yang tidak perlu, akan lebih baik jika uangnya ditabung. Hal ini akan mendorong anak untuk mengendalikan dirinya saat menginginkan sesuatu agar tidak terburu-buru.
2 Alihkan perhatian anak
Ketika anak merengek menginginkan sesuatu, Cobalah untuk Alihkan perhatian anak saat anak merengek menginginkan sesuatu. Dalam eksperimen lanjutan yang dilakukan Walter Mischel, ditemukan bahwa sejumlah teknik pengalihan dapat membantu anak-anak untuk menunda kepuasannya dengan lebih efektif..
Contoh: Jika anak ingin membeli camilan, ajak mereka bermain atau membaca buku hingga keinginannya mereda.
3 Berikan batasan waktu yang jelas
Dari pada langsung memberikan anak ketika dia menginginkan sesuatu, buatlah dia menunggu, berikan waktu yang jelas kapan dia akan mendapatkan hal tersebut, misalnya seminggu atau sebulan kemudian.
Ini akan membantu melatih kesabaran dalam diri pada anak. Selain itu, dia juga tidak akan terus merengek karena permintaannya ditolak. Akan tetapi, tentu saja kamu juga harus memerhatikan kemampuan kamu dalam memenuhi permintaan tersebut.
Contoh: Katakan, "Kamu bisa mendapatkan mainan itu setelah dua minggu, jika kamu berhasil menyelesaikan tugas sekolah dengan baik."
4 Beri tantangan pada anak
Ajarkan anak untuk berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tantangan ini akan melatih mereka untuk bekerja keras dan memahami nilai dari usaha.
Berikan tantangan pada anak untuk membereskan mainannya setelah bermain selama seminggu atau mendapatkan nilai 10 di ulangan. Jika berhasil, ia akan mendapatkan mainan tersebut sebagai hadiahnya.
Contoh: Jika anak ingin sepeda baru, ajak mereka membantu membereskan rumah selama satu bulan sebagai bentuk kontribusi.
5 Mendukung anak sepenuhnya
Pastikan Anda mendukung anak secara emosional dan memotivasi mereka untuk tetap berusaha. Jika mereka berhasil mencapai tujuan, tepati janji Anda untuk memberikan hadiah yang dijanjikan.
Misalnya saja, kamu berjanji mengajak anak ke bioskop jika berhasil menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Setelah anak berhasil mencapai tujuan tersebut, tepati janji yang telah kamu buat.
Jika anak dilatih dengan kemampuan delay gratification, ini akan membantunya tumbuh menjadi pribadi yang mau berusaha, tenang, lebih memahami keadaan, dan mengetahui potensi dalam dirinya.
Manfaat Delayed Gratification Bagi Anak
Kemampuan delayed gratification memberikan dampak positif jangka panjang yang signifikan, antara lain:
1. Meningkatkan Disiplin Diri: Anak belajar pentingnya mengontrol keinginan dan berkomitmen terhadap tujuan.
2. Membangun Karakter yang Kuat: Anak menjadi lebih tahan banting dan tidak mudah menyerah.
3. Meningkatkan Prestasi Akademis: Anak lebih fokus dalam belajar karena mampu menunda godaan bermain.
4. Mengajarkan Nilai Kesabaran: Anak memahami bahwa hasil yang besar memerlukan waktu dan usaha.
Kesimpulan
Delayed gratification adalah keterampilan penting yang harus diajarkan kepada anak-anak untuk membantu mereka tumbuh menjadi individu yang sukses, tangguh, dan bertanggung jawab. Dalam dunia yang serba instan ini, kemampuan untuk menunda kepuasan adalah kunci untuk meraih keberhasilan jangka panjang.
Sebagai orang tua atau pendidik, peran Anda sangat penting dalam membimbing anak-anak untuk mengembangkan keterampilan ini. Dengan konsistensi, dukungan, dan pemahaman, anak-anak dapat belajar untuk menghargai proses dan memahami nilai dari usaha.
Semoga artikel ini memberikan wawasan baru dan membantu Anda dalam mendidik anak-anak untuk menghadapi tantangan dunia modern.
Sumber :