Decision fatigue - Setiap hari, kita dihadapkan dengan banyak keputusan yang harus diambil, mulai dari yang sederhana seperti memilih makanan, hingga yang lebih berat seperti menentukan arah karir atau keputusan finansial yang besar.
Namun, tahukah Anda bahwa terlalu banyak keputusan, meskipun tampak sepele, bisa mempengaruhi kemampuan kita untuk berpikir jernih dan membuat pilihan yang bijaksana? Ini adalah fenomena yang dikenal dengan istilah decision fatigue atau kelelahan pengambilan keputusan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu *decision fatigue*, gejala yang dapat Anda deteksi, faktor penyebabnya, dan strategi yang dapat Anda terapkan untuk mengelola dan mencegahnya.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena ini, Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas keputusan yang Anda buat, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Apa itu Decision fatigue
Decision fatigue atau kelelahan pengambilan keputusan adalah kondisi psikologis yang terjadi ketika seseorang merasa kelelahan mental akibat membuat terlalu banyak keputusan dalam waktu singkat.

Fenomena ini dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk membuat keputusan yang baik atau rasional setelah melalui serangkaian keputusan yang berulang. Ketika kita semakin banyak membuat keputusan, energi mental kita semakin terkuras, yang menyebabkan kita lebih rentan untuk membuat keputusan yang buruk atau impulsif.
Keputusan-keputusan yang dihadapi bisa berkisar dari hal-hal sederhana seperti memilih pakaian atau makan siang, hingga keputusan besar yang mempengaruhi masa depan kita, seperti menentukan pilihan karir atau investasi finansial.
Tanpa disadari, banyaknya keputusan ini dapat membebani pikiran dan mengurangi kapasitas mental kita untuk berpikir jernih.
Bagaimana Decision Fatigue Dimulai
Fenomena Decision Fatigue pertama kali diperkenalkan oleh psikolog sosial, Roy F. Baumeister, yang meneliti bagaimana proses pengambilan keputusan memengaruhi kinerja seseorang dalam berbagai situasi.
Baumeister mengungkapkan bahwa semakin banyak keputusan yang kita buat dalam sehari, semakin tinggi kemungkinan kita untuk membuat keputusan yang buruk. Penurunan kualitas keputusan ini terjadi karena otak kita bekerja lebih keras dalam mempertimbangkan semua pilihan yang ada.
Baumeister mengaitkan fenomena ini dengan teori ego depletion, yang awalnya dikemukakan oleh Sigmund Freud. Menurut Freud, energi mental kita terbatas dan digunakan untuk berbagai aktivitas, termasuk pengendalian diri dan pengambilan keputusan. Ketika energi mental ini terkuras, kapasitas kita untuk mengelola impuls atau membuat keputusan yang rasional pun berkurang.
Selain itu, eksperimen yang dilakukan Baumeister menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang berlebihan dapat memengaruhi kemampuan kita dalam menahan dorongan atau keinginan impulsif, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kualitas keputusan yang dibuat.
Gejala Decision Fatigue
Decision fatigue memiliki beberapa Gejala yang dapat dikenali, baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Berikut adalah beberapa gejala yang umum terjadi:

1. Kesulitan Membuat Keputusan:
Salah satu tanda utama Decision fatigue adalah kesulitan dalam membuat keputusan, bahkan untuk hal-hal yang terlihat sepele. Anda mungkin merasa kebingungan atau terjebak dalam situasi di mana Anda tidak tahu apa yang harus dipilih, meskipun pilihan tersebut seharusnya mudah.
2. Penurunan Kualitas Keputusan:
Orang yang mengalami Decision fatigue cenderung membuat keputusan yang lebih impulsif dan kurang dipikirkan dengan matang. Alih-alih mempertimbangkan berbagai opsi, mereka cenderung memilih solusi yang paling mudah atau cepat tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.
3. Menghindari Pengambilan Keputusan:
Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin menjadi cenderung menghindari pengambilan keputusan sama sekali. Ketika keputusan terasa terlalu berat atau rumit, mereka mungkin memilih untuk tidak mengambil keputusan, atau bahkan menunda keputusan penting hingga akhirnya terlambat.
4. Perubahan Perilaku:
Kelelahan pengambilan keputusan juga dapat mengubah perilaku seseorang. Mereka mungkin menjadi lebih lamban, kurang terorganisir, atau lebih mudah marah ketika harus menghadapi keputusan yang perlu dibuat.
5. Kesulitan Fokus dan Berkonsentrasi:
Kelelahan mental akibat pengambilan keputusan yang berlebihan bisa membuat seseorang sulit untuk fokus pada tugas penting lainnya. Mereka merasa cepat lelah atau kehilangan minat pada aktivitas yang memerlukan konsentrasi.
Faktor Penyebab Decision Fatigue
Beberapa faktor dapat memicu atau memperburuk *decision fatigue*. Berikut adalah beberapa penyebab utama yang perlu Anda perhatikan:

1. Jumlah Keputusan yang Harus Diambil:
Semakin banyak keputusan yang harus Anda buat dalam sehari, semakin besar kemungkinan Anda untuk mengalami Decision fatigue. Ini terutama berlaku bagi mereka yang memiliki pekerjaan dengan banyak tanggung jawab atau yang sering berhadapan dengan situasi yang memerlukan keputusan cepat.
2. Kompleksitas Keputusan:
Keputusan yang rumit atau memerlukan pertimbangan mendalam dapat lebih membebani otak Anda. Keputusan-keputusan yang melibatkan banyak faktor atau dampak jangka panjang akan membutuhkan lebih banyak energi mental, sehingga meningkatkan risiko Decision fatigue.
3. Ketidakpastian:
Ketidakpastian atau kurangnya informasi yang jelas mengenai konsekuensi dari suatu keputusan juga dapat meningkatkan tingkat stres. Ketika kita tidak yakin dengan pilihan yang ada, kita harus berpikir lebih keras untuk menilai semua kemungkinan, yang menyebabkan kelelahan mental.
4. Kondisi Kesehatan dan Tidur yang Buruk:
Kesehatan fisik yang buruk atau kualitas tidur yang rendah dapat memperburuk Decision fatigue. Ketika tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup, otak kita menjadi kurang tajam, dan kita menjadi lebih rentan terhadap kelelahan mental
Strategi Mengelola dan Mencegah Decision Fatigue
Ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk Mengelola dan mencegah Decision fatigue. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa Anda coba:

1. Beristirahatlah Secara Teratur:
Mengambil waktu istirahat yang cukup di antara pengambilan keputusan yang berat dapat membantu menyegarkan otak Anda. Bahkan beberapa menit istirahat bisa mengurangi stres mental dan membuat Anda lebih siap untuk membuat keputusan berikutnya.
2. Prioritaskan Keputusan yang Paling Penting:
Identifikasi keputusan mana yang paling penting dan beri prioritas pada keputusan tersebut. Hindari membuang-buang energi untuk keputusan yang tidak terlalu signifikan atau yang bisa ditunda.
3. Sederhanakan Proses Pengambilan Keputusan:
Kurangi jumlah pilihan yang tersedia atau sederhanakan keputusan yang harus Anda buat. Dengan mengurangi jumlah pilihan, Anda akan lebih mudah membuat keputusan yang tepat tanpa merasa terlalu tertekan.
4. Gunakan Rutinitas atau Kebiasaan:
Menyusun rutinitas yang terstruktur dapat mengurangi jumlah keputusan yang harus Anda buat setiap hari. Misalnya, Anda bisa merencanakan pakaian atau makanan untuk beberapa hari ke depan agar tidak perlu membuat keputusan tersebut setiap hari.
5. Jaga Kesehatan Mental dan Fisik:
Kesehatan fisik dan mental yang baik adalah kunci untuk mengelola *decision fatigue*. Lakukan olahraga secara teratur, makan makanan bergizi, dan pastikan Anda tidur cukup untuk menjaga energi mental tetap optimal.
6. Delegasikan Keputusan Kecil:
Jika memungkinkan, delegasikan keputusan kecil kepada orang lain. Misalnya, jika Anda bekerja dalam tim, Anda dapat membagi tanggung jawab pengambilan keputusan dengan rekan kerja untuk mengurangi beban mental Anda.
Kesimpulan
Decision fatigue adalah fenomena yang sangat memengaruhi kualitas pengambilan keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari. Semakin banyak keputusan yang kita buat, semakin besar kemungkinan kita untuk merasa kelelahan mental dan membuat keputusan yang kurang bijaksana.
Namun, dengan mengenali gejalanya dan menerapkan strategi yang tepat untuk mengelola serta mencegahnya, kita dapat meningkatkan kualitas keputusan yang kita buat, baik itu dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Penting untuk memahami bahwa keputusan yang kita buat tidak hanya mempengaruhi diri kita sendiri, tetapi juga dapat berdampak pada orang lain. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental dan fisik kita serta mengambil langkah-langkah untuk mengurangi beban pengambilan keputusan yang berlebihan sangat penting agar kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dan bijaksana.
Sumber:
- Thedecisionlab - Decision Fatigue
- Ego Depletion and Self-Control Failure
- Psychology Today, Decision Fatigue
- Harvard Business Review, The Hidden Costs of Decision Fatigue
- Productivitygame
Dengan memahami dan mengelola *decision fatigue*, Anda dapat meningkatkan kemampuan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan mengurangi dampak negatif dari kelelahan mental dalam kehidupan sehari-hari.
Tags
Pesikologi