Di Indonesia, ad hominem sering kali dipahami sebagai sebuah kesalahan logika atau logical fallacy yang muncul ketika seseorang menyerang pribadi lawan debat alih-alih membahas substansi atau argumen yang tengah diperbincangkan.
Fenomena ini bukan hal baru, bahkan sudah menjadi bagian dari debat sepanjang sejarah manusia, terutama dalam konteks politik, agama, atau isu sosial yang sensitif. Biasanya, dalam perdebatan seperti ini, pihak yang tidak bisa memberikan argumen yang kuat akan lebih memilih untuk menyerang karakter pribadi lawan bicara.
Serangan ini dilakukan dengan tujuan untuk melemahkan posisi lawan, mengalihkan perhatian dari topik yang sedang dibahas, atau sekadar untuk memenangkan debat tanpa perlu menghadirkan bukti atau fakta yang relevan.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara mendalam tentang apa itu ad hominem, bagaimana asal-usul dan pengertiannya, serta ciri-ciri serangan ini dalam debat. Kami juga akan memberikan panduan tentang bagaimana cara terbaik untuk menghadapi ad hominem dalam diskusi dan argumen.
Asal kata ad-hominem
Kata ad hominem berasal dari bahasa Latin yang secara harfiah berarti "kepada manusia" atau "terhadap manusia".
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan jenis argumen atau serangan yang menyasar pribadi seseorang, bukan pada argumennya. Kata ini merupakan bagian dari frasa argumentum ad hominem, yang berarti "argumen terhadap manusia" atau "argumen terhadap orang."

Penggunaan frasa ini merujuk pada situasi ketika seseorang mengalihkan fokus diskusi dari topik yang sedang dibahas kepada pribadi atau karakter lawan debat.
Dalam pengertian ini, ad hominem bisa dilihat sebagai sebuah strategi debat yang tidak sehat karena mengabaikan relevansi logika dan fakta dalam pembahasan isu utama.
Pengertian ad hominem
Secara umum, ad hominem terjadi ketika seseorang menyerang karakter, sifat, atau kondisi pribadi lawan debatnya sebagai upaya untuk meruntuhkan kredibilitas argumen yang disampaikan, bukan untuk memberikan tanggapan terhadap substansi argumennya.

Ini adalah jenis sesat pikir yang mengaburkan perhatian peserta debat dengan isu yang tidak relevan dengan topik yang sedang dibahas.
Misalnya, dalam sebuah debat tentang kebijakan publik, seseorang mungkin akan mengkritik latar belakang pribadi atau reputasi seorang pembicara alih-alih menyanggah kebijakan atau argumen yang dia ajukan.
Dalam hal ini, serangan pribadi tidak memperkuat argumen yang dibahas, tetapi malah mengalihkan perhatian audiens dari inti permasalahan.
Sebagai contoh nyata, jika dalam perdebatan politik seorang kandidat diserang dengan mengatakan, "Tentu saja Anda akan berkata begitu karena Anda berasal dari keluarga yang tidak mampu," ini adalah serangan ad hominem.
Alih-alih mengomentari kebijakan atau ide yang diusulkan, serangan ini fokus pada asal usul atau kondisi sosial ekonomi pembicara, yang jelas tidak relevan dengan pembahasan yang sedang dilakukan.
walau penggunaan bahasanya lebih ke argumen atau pendapat, namun maknanya bisa dipahami sebagai berikut:
- Bertindak sebagai kontra atau pro argumen orang lain atau lawan bicara.
- Keinginan untuk memenangkan debat secara telak dengan seseorang.
- Menyerang pribadi lawan debat lewat argumen.
- Argumen tidak memiliki korelasi sama sekali dengan topik debat.
- Menjatuhkan lawan bicara.
- Pembunuhan karakter dalam debat.
Intinya, ad hominem usaha seseorang untuk menjatuhkan lawan bicara dengan menyerang pribadi, masa lalunya, hak kepemilikan dan lain sebagainya.
Kejadian semacam ini sering terjadi di Indonesia. Dalam berdebat, biasanya orang-orang lebih suka menjawab atau bertanya tidak pada tempatnya.
Pengertian ad hominem menurut para ahli

Berikut ini adalah beberapa pandangan dari para ahli yang relevan dalam memahami penggunaan ad hominem dalam debat.
Doug Walton
Doug Walton seorang ahli logika dan filsafat asal Kanada, menjelaskan bahwa *ad hominem* tidak selalu keliru dalam semua konteks. Menurutnya, dalam beberapa situasi, serangan terhadap karakter atau motif seseorang bisa relevan, terutama ketika membahas integritas atau kredibilitas seorang pembicara dalam menyampaikan argumennya.
Sebagai contoh, jika seseorang dengan sengaja menyampaikan informasi palsu atau memanipulasi fakta, maka menyebutkan perilaku atau latar belakang orang tersebut bisa dianggap sah untuk menilai argumennya.
Charles Taylor
Selanjutnya Charles Taylor, mengatakan bahwa Ad Homimen bertujuan untuk memahami isu moral. Dengan demikian, kata ini berfungsi untuk melawan nalar cabang filsafat lain yakni apodiktis naturalisme filosofis
Ciri-ciri Ad hominem
Serangan ad hominem dapat dikenali dengan sejumlah ciri khas dalam sebuah debat. Berikut adalah beberapa ciri utama dari ad hominem yang perlu Anda waspadai:
1. Serangan Terhadap Pribadi, Bukan Argumen
Ini adalah ciri paling umum dari ad hominem. Serangan ini tidak berfokus pada argumen yang diajukan, tetapi lebih kepada menghina atau merendahkan pribadi lawan bicara. Misalnya, merendahkan lawan debat berdasarkan penampilan fisik, pekerjaan, atau asal-usul mereka.
2. Mengungkit Masa Lalu yang Tidak Relevan
Dalam beberapa kasus, seseorang akan mencoba untuk menggali masa lalu lawan debat, baik itu mengenai kesalahan yang pernah mereka buat, atau peristiwa-peristiwa yang tidak ada hubungannya dengan argumen yang sedang dibahas. Serangan semacam ini bertujuan untuk mendiskreditkan kredibilitas seseorang.
3. Fokus pada Emosi, Bukan Fakta
Ketika ad hominem digunakan, diskusi sering kali berfokus pada emosi dan perasaan pribadi. Misalnya, lawan debat mungkin mencoba untuk memprovokasi atau menyudutkan lawan bicara dengan kata-kata yang memicu rasa marah atau kecewa, alih-alih berbicara berdasarkan data atau bukti yang kuat.
4. Mengalihkan Topik ke Isu yang Tidak Relevan
Ciri lain dari ad hominem adalah upaya untuk mengalihkan diskusi dari topik yang relevan ke isu yang tidak ada hubungannya dengan permasalahan utama. Ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari argumen yang sulit dijawab dan mengubah arah perdebatan.
5. Mencoba Menjatuhkan Mental Lawan Bicara
Dalam ad hominem, salah satu tujuan utama adalah untuk mengikis kepercayaan diri lawan debat, mengintimidasi, atau menggoyahkan mental mereka dengan menyerang pribadi mereka. Hal ini dilakukan untuk membuat lawan merasa tidak layak untuk berbicara lebih lanjut dalam debat tersebut.
Ciri-ciri diatas merupakan ciri-ciri umum, Alih-alih lebih semangat dalam berdebat dengan menyajikan fakta data, justru lebih memilih menghindar dan ogah berdebat. pada akhirnya, timbul kesadaran dalam diri sendiri, bahwa itu enggak baik dan enggak memiliki manfaat apa-apa.
Berikut Cara Menghadapi Serangan ad hominem :
1. Jangan Terbawa Emosi
2. Fokus pada Isu yang Relevan
3. Tanyakan Sumber Argumen Mereka
4. Gunakan Contoh yang Relevan untuk Menunjukkan Ketidakrelevanan Serangan Mereka
5. Jika Tidak Ada Titik Temu, Tinggalkan Diskusi
Kesimpulan
Apa itu Ad Hominem, Ad hominem adalah sesat pikir yang umum terjadi dalam perdebatan, terutama dalam diskusi yang emosional dan kontroversial. Serangan ini sering kali mengabaikan substansi argumen dan berfokus pada menyerang pribadi lawan bicara.
Meskipun dalam beberapa konteks tertentu, ad hominem dapat digunakan untuk menggali isu-isu moral, dalam banyak situasi, serangan ini hanya berfungsi untuk mengalihkan perhatian dan merusak kredibilitas lawan debat.
Penting untuk selalu menjaga agar diskusi tetap berbasis pada logika, bukti, dan argumen yang relevan. Dengan cara ini, kita bisa menghindari terjebak dalam perang kata-kata yang tidak produktif dan memastikan bahwa debat tetap sehat serta membawa hasil yang konstruktif.
Semoga artikel Apa itu Ad Hominem ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan kamu
Sumber :